Kamis, 31 Juli 2014

Masalah Dengan Solusinya

Gak mudah melakukan solusi yang bahkan dari diri sendiri. Ada salah satu quote yang bilang kalo "Kita bisa jadi pemberi solusi yang terbaik untuk orang lain, tetapi tidak untuk diri sendiri." dan gw sangat setuju sama quote tersebut. Gw pernah kasih solusi buat orang lain, tapi ketika ada masalah yang sama terjadi pada diri gw sendiri, gw inget solusi yang pernah gw kasih ke orang lain tersebut, dan gw susah banget ngelakuinnya!. Terdengar bodoh memang, tapi begitulah yang gw rasain sekarang. Terkadang solusi yang udah ada di pikiran kita, yang suusah banget kita jalaninnya menjadi mudah ketika ada orang lain yang bilang itu ke kita. Padahal solusinya sama, tapi terasa beda kalo orang lain yang ngomong. aneh kan?

Memang hal yang diucapin selalu terasa lebih mudah ketika kita tidak sedang menjalaninya. haha
Hal tersebut gw alamin berkali-kali dan itu yang membuat gw yakin sama quote yang diatas tadi.
Mungkin setelah gw ngalamin banyak hal dan masalah, pelajaran yang mungkin udah gw dapet adalah bahwa setiap orang punya permasalahannya sendiri dan butuh solusi yang berbeda-beda dari masing-masing orangnya. Jadi solusi yang berhasil buat kita belum tentu berhasil juga untuk orang lain dan begitu juga sebaliknya.
Karena hidup bukan bilangan logika yang pasti dengan perhitungannya.

Semua masalah pasti ada solusinya, dan waktu termasuk salah satu solusi untuk masalah-masalah tertentu. :)

Senin, 09 Juni 2014

Kacamata-Perspektif

Terkadang kita melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda dari orang-orang kebanyakan. Itu membuat kita berbeda, mungkin perbedaan yang mendekatkan atau perbedaan yang menjauhkan. Maksudnya mendekatkan adalah, perspektif kita membuat orang-orang tertarik dengan kita dan merasa perbedaan yang ada masih dalam batas kenyamanan mereka dan yang menjauhkan
adalah sebaliknya.
 
Menurut gw pribadi, perbedaan perspektif yang ada membuat setiap orangnya menjadi unik dan menarik. Bayangin kalo setiap orang punya pemikiran yang sama dengan ide yang sama. Berapa banyak juta orang yang daftar jadi presiden? atau mungkin malah gak ada yang daftar? karena semuanya begitu sama dan membosankan. Dan perbedaan perspektif juga sama kayak warna yang yang bisa kita lihat, bayangin kalo cuma ada 2 warna yaitu hitam dan putih, tentu dunia ini gak seindah kata pepatah dan secantik kata penyair *eeaaa..
 
Oke, perspektif yang ada dipikiran kita menurut gw itu dibangun bertahun-tahun lamanya berdasarkan pengalaman dan pembelajaran yang telah kita alami sebelumnya. Jadi, kita gak bisa nyuruh orang seenaknya buat ganti perspektifnya terhadap suatu hal dan kita juga pasti gak suka kalo perspektif kita diremehin. Karena yang membuat kita berpikir seperti itu bukan saat hal itu terjadi, tapi pengalaman bertahun-tahun yang membuat kita mempunyai pemikiran seperti itu. Dan itu sudah pasti merupakan hal yang wajar jika setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda, karena dari pengalaman hidup yang berbeda-beda pula.
 
Mungkin gw akan mencoba membuat analogi dengan kacamata. Jika kita memiliki mata yang normal, maka kita tidak memerlukan kacamata seharusnya. Tetapi, bagaimana jika mata kita normal dan menggunakan kacamata yang didalamnya terdapat lensa minus, plus ataupun silinder? tentunya kita tidak akan merasa nyaman jika terjadi hal yang seperti itu. Tetapi, dengan menggunakan lensa minus, plus, ataupun silinder walaupun mata kita normal, kita jadi mengerti rasanya rabun, dan kita seharusnya juga mengerti keadaan yang rabun itu.

Kita jangan terpengaruh orang lain untuk melihat sesuatu, karena kita akan lebih nyaman melihat sesuatu itu dari perspektif kita sendiri. Tetapi, kita bisa mencoba melihat sesuatu itu dari "kacamata" orang lain agar tahu kenapa orang lain berpikiran seperti itu. Maka, kita bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk, karena memang gak ada yang sempurna, begitupun pola pikir. Berpikir sesuai dengan yang mayoritas bukan berarti kita lebih baik dari yang minoritas dan begitu pula sebaliknya.

Dan menurut gw "kacamata" terbaik itu adalah kacamata yang benar-benar digunakan untuk melihat dengan senyaman mungkin bukan "kacamata" yang digunakan karena trend, mereknya, atau karena harganya.

Rabu, 28 Mei 2014

Apel Termanis di Seluruh Dunia

Artikel ini tentang pengalaman pribadi yang pernah gw alamin, dan ini bukan tentang apel, melainkan tentang cara pandang terhadap diri sendiri, orang lain, dan bahkan lingkungan sekitar.
Jadi ini mungkin pernah dialamin sama semua orang dan mungkin semua yang pernah mengalami kejadian ini akan berpikir lagi mengenai cara pandangnya, mungkin. jadi yang mau gw share sekarang adalah saat kita berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang yang lebih baik, tapi pasti ada aja orang yang gak suka sama kita. ada yang pernah ngalamin?
Buat yang pernah, dan mungkin sulit untuk terima ini. kenapa? karena udah melakukan yang terbaik? udah melakukan yang dibisa semaksimal mungkin? udah mencoba untuk melihat dari sisi orang lain sebanyak mungkin? tapi tetep aja ada yang gak suka?
Sebelum pertanyaan-pertanyaan tadi dijawab, gw pengen tanya. Ada yang pernah suka sesuatu tanpa alasan? orang? benda? angka? warna?
atau ada yang benci sesuatu tanpa alasan? warna? desain mobil atau motor? tempat? aroma?
Ya, mungkin dari sana udah tau jawabannya. :)
dan buat yang belum mungkin gw akan mencoba menjabarkannya lebih jauh.

Contohnya, gw pernah suka sama seseorang tanpa alasan, walaupun harusnya ada juga alasan untuk gak suka sama dia, tapi perasaan gw berkata lain. gw tetep suka sama dia, untungnya dia perempuan. hehe
Dari sana ternyata bisa di balik sudut pandangnya, kalo gw bisa suka sama seseorang tanpa alasan berarti gw juga bisa benci sama seseorang dengan tanpa alasan, mungkin. Dan ada banyak orang diluar sana yang benci sama gw tanpa alasan, sekali lagi mungkin.

Dan ini adalah salah satu hipotesis gw mengenai permasalahan yang tadi. Ketika lu udah berusaha semaksimal mungkin, berusaha jaga kelakuan, berusaha untuk gak paling menonjol, berusaha untuk peduli sama semuanya dan masih ada yang gak suka sama lu? ya.. mungkin bukan tingkah laku lu yang salah, mungkin bukan cara ngomong lu yang salah, mungkin bukan juga soal kinerja, mungkin ini semua tentang orang itu yang tanpa alasan benci sama lu.

Tapi gak ada salahnya untuk introspeksi diri, dan solusi yang paling pertama dan utama ya memang introspeksi. kita harus tau kekurangan kita dimana, kita harus sadar kelemahan kita dimana, kita harus tau perbedaan kita sama lingkungan sosial kita itu apa. Dari sana kita bisa belajar untuk menerima kenyataan, memperbaiki kekurangan dan merubah keadaan yang ada. Tapi jika semua itu tetap gak berhasil dan kita masih tetap gak tau alasan orang itu benci sama kita. Ya.. mungkin memang tanpa alasan, jadi cukup terima aja.

Gw pernah baca quote yang kira-kira artinya begini " kita bisa jadi apel termanis diseluruh dunia, kita bisa jadi apel yang paling enak diseluruh dunia, tapi pasti ada orang diluar sana yang gak suka sama apel" dan gw setuju sama quote itu!
Kita harus jadi yang terbaik untuk diri kita sendiri, kita berusaha semaksimal mungkin, dan ketika itu semua sudah kita lakukan tapi masih ada yang kontra? ya sudah.. cukup fokus dengan yang pro. Karena kita memang gak bisa kasih ekspektasi tinggi ke semua orang walaupun mungkin kita adalah "apel termanis" diseluruh dunia. :)

Selasa, 08 April 2014

Rakyat Biasa

Demi dia yang berbadan gemuk dan berisi. Sejengkal demi sejengkal lekuk tubuhnya rusak akibat dimakan usia. Tidak luput aroma tubuhnya yang mengganggu dan membuat risih orang sekitar. Dia yang terlihat menarik namun terasa tercabik seakan bunga yang layu dengan kelopaknya berguguran.

Demi dia yang berbadan gemuk namun dengan raut wajah yang selalu tampak lapar. Seakan-akan menangis tanpa air mata dan tertawa walau tak ada kebahagiaan. Dengan pakaian yang usang dia berjalan di tengah keramaian dan memamerkan berlian yang tersematkan ditangan kirinya. oh ironi memang, berlian yang berkilauan di tengah jari yang tertusuk perih pengkhianatan.

Demi dia yang berbadan gemuk dengan rambut yang mulai rontok karena ketamakan. Dia yang terlihat pintar dengan kacamatanya namun tetap bodoh dengan ketidak-tahuannya. Dia yang berjalan dengan terlalu percaya diri, terkadang arogan dilihat kawannya. Banyak yang mengharapkannya namun banyak juga yang jatuh dibuatnya. Hingga tak mampu lagi berkata dan diam diantara banyak yang lain.

Tak ada yang memberitahukannya dan terkesan tak ada yang mau membantunya. Belum ada yang menggetarkan hati nuraninya hingga ia tersungkur lalu bangkit dan berteriak.. belum ada.
Bukan karena takut dan tak percaya diri. Bukan juga karena tak mampu dan tidak bisa.
Belum ada yang mampu meyakinkannya, juga belum ada yang mampu menggetarkannya, belum juga saya.
Karena saya hanya rakyat biasa.

Minggu, 30 Maret 2014

Alien ?

 


Alien ?

Gw gak tau udah berapa hari gw kenal dia, udah berapa jam yang gw habisin sama dia. Gak terasa udah banyak waktu yang terlewat, banyak hal yang secara gak sadar membuat gw suka sama dia. Ini gak wajar, walaupun kita sudah cukup lama kenal tapi perasaan ini memang gak wajar menurut gw. Semakin gw kenal dia, semakin banyak ketidak-cocokan yang ada diantara kita. Ada banyak hal yang harusnya bisa membuat gw ilfeel sama dia, tapi ternyata nggak. Ada hal-hal yang dia suka yang gw benci dan mungkin begitu juga sebaliknya. 

Banyak yang bilang cinta itu buta, gak kenal siapapun dia, dari suku dan ras mana, tapi gw mencoba untuk lihat dari sudut pandang yang berbeda. Gw selama ini selalu mencoba untuk membuat semuanya menjadi rasional bahkan perasaan cinta yang katanya irrasional sekalipun. Perempuan ini adalah makhluk yang mungkin sama sekali berbeda dari gw, dan kita benar-benar berbeda. Gw adalah makhluk dengan penjara yang membuat gw terus berusaha dan mengembangkan diri agar bisa keluar, dan dia adalah makhluk dengan pikiran bebas yang hidup indah didalamnya tanpa perlu berusaha untuk menjadi lebih bahagia. Dan soal perasaan ini gw mencoba untuk berpikir dari sisi yang sangat rasional. Gw coba berpikir hal-hal apa aja yang membuat gw suka sama dia, hal-hal yang mungkin bisa menjelaskan kenapa timbul perasaan "aneh" ini. Dari sana gw menemukan beberapa hipotesis kenapa gw bisa suka sama dia contohnya nyaman, menarik, gak ribet.

Kenapa nyaman? karena itu yang gw rasain sama dia, dari pertama kali ketemu samapai detik ini gw bisa jadi diri sendiri dan gak perlu munafik dengan pencitraan semu. Jadi bisa dibilang gw nyaman sama dia dan dia adalah perempuan yang begitu apa adanya.
Kenapa menarik? ini yang sebenernya gw ragu dia menarik atau nggak. Karena seperti yang udah gw bilang tadi ada hal-hal yang gw benci dari yang dia suka. contohnya hobinya, gw benci sama hobinya dia. tapi dia menarik karena tingkah lakunya yang bisa dibilang jenaka. Walaupun gw gak tau persis jenaka itu apa, tapi mungkin itu kata yang paling pas untuk menjelaskan tingkahnya.
Kenapa gak ribet? karena dia salah satu perempuan yang enak buat jadi temen, sahabat, atau mungkin pacar.. mungkin (?) Dia adalah seorang perempuan yang gak terlalu mementingkan penampilan, gak takut kotor, dan gak ngeluh soal ini itu yang gak jelas kayak kebanyakan yang lain.

Walaupun udah dapet hipotesis-hipotesis gw ternyata masih belum sepenuhnya puas dengan jawaban itu. Karena hal yang gak gw suka dari dia lumayan banyak. Akhirnya gw putuskan karena perbedaan kita yang banyak itu yang membuat gw tertarik. Dengan banyaknya perbedaan, hal suka dan benci disaat yang bersamaan itu yang membuat pertemuan jadi lebih menarik. Dengan membayangkan punya hubungan seperti itu gw yakin gak membosankan, karena gw termasuk orang yang gampang jenuh.

Dia seperti makhluk dari planet lain yang gak bisa diprediksi tingkahnya dan gak bisa ditebak pola pikirnya. Makhluk yang terlalu beda dengan makhluk yang ada disekitar, terlihat sangat mencolok bahkan mungkin mengganggu. Makhluk yang yang masih mencari tahu planet apa yang sebenarnya dia tinggali selama ini atau mungkin sedang belajar beradaptasi dengan planet ini. Atau gw yang sebenarnya makhluk asing yang datang ke planet ini, yang nyasar entah darimana. Jangankan untuk mengerti makhluk asli planet ini, diri sendiri pun masih belum sepenuhnya dimengerti. Menurut gw, kita semua adalah alien untuk semua orang yang gak mencoba lebih dekat. Kita semua alien buat orang yang melihat dengan mata yang tertutup atau bahkan dengan sebelah matanya. Tetapi, apakah kita semua tetap alien untuk orang yang sudah lama kenal? apakah jadinya bila alien-alien ini memiliki perasaan kepada yang lainnya atau bahkan manusia biasa?
jadi, apakah gw alien? atau dia? kita berdua? menurut gw itu bukan masalah.. :)

Jumat, 21 Maret 2014

Pengalaman baca novel

 


Pertama kali gw memutuskan buat baca novel adalah pada saat gw nemu sebuah artikel dan disana ada perbedaan intensitas membaca dinegara maju dan negara berkembang. Kalau di negara maju intensitas rata-rata membaca perorangnya adalah 2-3 jam perhari, sedangkan kalau dinegara berkembang termasuk Indonesia intensitas rata-ratanya adalah 15 MENIT !. Jauh banget kan bedanya kita sama negara maju sana. Untuk materi yang dibaca, di artikel itu gak mempermasalahin materi apa aja yang di baca. Dari sana gw baru berkaca kalau gw sendiri jarang banget baca, paling juga baca materi kuliah, komik, berita online, paper dan lain-lain, itu pun gw merasa kurang cukup karena gak intens setiap hari gw ngelakuinnya. Dari keadaan itu yang membuat gw memutuskan untuk mencari sumber bacaan dan sumber itu tertuju pada NOVEL.

Awalnya gw agak ragu buat baca novel, karena menurut gw yang bodoh dan malas baca ini nganggep novel terlalu tebel buat dibaca (haha..). Lalu pada suatu hari disaat waktu gw kosong lebih tepatnya gak ada kerjaan, gw melakukan perjalan random ke toko buku, sebut saja gramedia. Gw mulai cari-cari novel dari sana, dan lu tau kriteria novel pertama yang gw cari ?? bukan soal cerita baik fiksi ataupun apalah itu, bukan juga dari penulisnya, yang gw cari cuma 1.. novel yang HALAMANNYA DIKIT! (cukup hina memang -_-). Saat itu gw cuma beli 1 novel karena gw masih pelit buat beli buku, dan gw sangsi sendiri takut gak dibaca. Bisa gw bilang progres baca gw waktu itu cukup sukses, walaupun untuk novel setipis itu gw butuh waktu berhari-hari untuk ngabisinnya, tapi gw Berhasil ! B-) . Novel pertama gw itu ceritanya menarik walaupun ada kekurangan dibagian penerjemaahan bahasanya.

Lalu, gw berlanjut lagi cari buku dan kali ini gw coba bukan novel, gw nyari novel tentang psikologi dan agama gitu dan sukses GAK GW BACA! (moron!). Karena, menurut gw gak menarik dan emang gak menarik -_-". Jadi, untuk nerusin kebiasaan baca itu, gw nyari novel lagi. Kali ini gw gak beli tapi pinjem-pinjem keanak kosan dan itu bener-bener sukses nerusin kebiasaan baca buat gw. dari sana gw ngobrol sama salah seorang temen kosan gw yang seneng baca karya sastra dan menurut gw pola pikir dia bagus. Dari obrolan-obrolan itu gw baru sadar walaupun ada novel yang kesannya perempuan banget tapi belum tentu isinya begitu (don't judge the book by its cover bro!). Gw dari temen gw ini juga jadi sadar, di dalam karya sastra itu Bukan cuma cerita panjang dengan ending sedih atau bahagia, tapi didalemnya juga ada kreativitas, perasaan, pola pikir bahkan ideologi!. Gw selama ini terlalu meremehkan yang namanya sastra, tapi sekarang udah berubah. Gw yang selama ini cuma nganggep novel bacaan cewek, orang kurang kerjaan dan sebagainya, nganggep kalo novel itu sebuah karya yang emang gak bisa di judge sebelum dibaca walaupun cover-nya warna pink unyu, tapi isinya belum tentu begitu.

Sampai saat ini gw masih sering baca novel dan gw sampe beli-beli terus karena ketagihan. Penulis yang lagi gw baca karyanya itu sekarang tere liye (yang gw kira tadinya itu perempuan tapi ternyata laki -_-). Banyak pola pikir dan ideologi bagus dari karyanya kalo lu gak cuma baca dan mau menelaah lagi lebih jauh. Dari novel gw juga dapet banyak hal baru. Bahkan menurut gw pribadi, gw bisa ngembangin kepribadian dengan menelaah ceritanya lebih jauh lagi. Buat yang pengen coba buat biasain baca tapi malesnya sampe ke udel-udel, coba deh baca novel kalo bisa cari tau dulu novel yang bagus dari temen deket atau orang yang suka baca. Emang awalnya males banget tapi kalo udah dapet novel yang lu ngerasa ceritanya itu bagus banget, lu bakalan susah berenti baca novel itu sampe lupa boker (who knows ?). Jadi paksain aja kalo emang mau, kalo gak dipaksa gak bakalan jalan bro. :)